Beli Pesawat Tempur Strategi Offset Bisa Dipilih

Posted by: Admin | 25/10/2022 | Kategori: NEWS | 705 kali dibaca | Rating: 656

JAKARTA – Pemerintah Indonesia disarankan untuk merancang strategi offset terpadu terkait rencana membeli alutsista berupa pesawat tempur. Karena, anggaran yang dibutuhkan untuk menambah alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk TNI AU itu mencapai ratusan triliun rupiah.

Pemerintah berencana mendatangkan Rafale dari Prancis Dassault Aviation dan pesawat F-15EX dari Amerika. 

“Harganya besar, ada yang Rp116 triliun dan lainnya Rp200 triliun,” ungkap Ketua The Center for Strategic Development Studies (CSDS), di Jakarta, Kamis (10/2).

Lasman sebut, strategi offset terpadu dibutuhkan agar pembelian pesawat tempur dengan nilai ratusan triliun rupiah ini berdampak bagi pembangunan kemampuan inovasi dirgantara nasional.

Strategi offset itu suatu bentuk imbal dagang, dengan pemasok luar negeri menyetujui melakukan investasi, kerja sama produksi, alih teknologi ke dalam negara pembeli barang/jasa. 

Kemudian kepastian adanya pemberian peralatan, bantuan yang diperlukan untuk pendirian industri baru dengan tujuan ekspor.

Sekaligus ada pembangunan atau perluasan teknologi manufaktur yang sudah. 

Agar strategi ini berhasil maksimal, Lasman menuturkan perlu adanya leading agency atau lembaga pengelola. Jadi, peluang imbal beli ini benar-benar diarahkan dalam rangka peningkatan penguasaan teknologi dan inovasi TNI AU.

“Lembaga pengelola imbal-dagang ini harus dapat memastikan semua insentif, fasilitas ataupun peluang yang didapat dari pembelian alutsista tersebut terkelola dengan baik dalam rangka peningkatan kemampuan inovasi teknologi dirgantara nasional,” urai Lasman dalam keterangan tertulis, Kamis (10/3).

Di sisi lain, ia menyebut Indonesia akan rugi jika tidak mengoptimalkan peluang ini dengan sungguh-sungguh. Pemerintah dia sarankan memikirkan format ideal lembaga pengelola imbal dagang ini.

Senada, CEO IPTN North America, Inc, Gautama Indra Djaya menjelaskan, Indonesia perlu memikirkan adanya lembaga pengelolaan imbal-dagang ini secara komprehensif. Karena kelembagaan ini dapat membantu Indonesia meminimalkan ketergantungan teknologi dari negara lain.

Indra menyebut SDM Indonesia sudah mampu mengikuti perkembangan, teknologi apapun. Sehingga Indonesia harus mengoptimalkan imbal dagang dari setiap pembelian teknologi baru dari negara lain.

Menurut Indra, Indonesia bisa belajar dan mencontoh pembelian pesawat tempur maupun sipil dari China. 

Negeri Tirai Bambu itu selalu melakukan koordinasi oleh lembaga khusus sehingga posisi tawarnya akan tinggi. Karenanya menjadi tidak heran kalau industri pesawat mitranya sulit untuk menolak permintaan dari China.

“Manajemen offset saat Pak Habibie sebagai Menristek yang merangkapsebagai Dirut IPTN juga adalah pengalaman yang baik.  Karena kita berhasil mengalihkan beberapa teknologi kunci pengembangan pesawat terbang,” tukas Indra.

Share:

Google+ Facebook Twitter Pinterest

CATEGORY


POST POPULAR

Infoglobal Expands Markets to Latin America

by: IPTN NORTH AMERICA | 18 November 2023

POST NEWS

Kerjasama INA Inc dengan LASSAC AERO

by: IPTN NORTH AMERICA | 21 November 2024

Infoglobal Expands Markets to Latin America

by: IPTN NORTH AMERICA | 18 November 2023